MALAKAH PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN “KASUS TANAMAN KAKAO”

Kakao berasal dari Benua Amerika pada bagian yang mempunyai iklim tropis dan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1560 oleh orang Spanyol melalui Sulawesi (Hall. 1949) dan kakao mulai dibudidayakan secara luas sejak tahun 1970. Delapan negara penghasil kakao terbesar adalah (data tahun panen 2005) adalah Pantai Gading (38%), Ghana (19%), Indonesia (13%, sebagian besar kakao curah), Nigeria (5%), Brasil (5%), Kamerun (5%), Ekuador (4%), Malaysia (1%) dan Negara-negara lain menghasilkan 9% sisanya. Kakao sebagai komoditas perdagangan biasanya dibedakan menjadi dua kelompok besar: kakao mulia ("edel cacao") dan kakao curah ("bulk cacao"). Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa. Varietas penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah Ungaran, Jawa Tengah). Varietas kakao mulia berpenyerbukan sendiri. Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah berasal dari varietas-varietas yang self-incompatible. Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya. Dalam agribisnis kakao,ada beberapa kendala yang dihadapi, khususnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa hama dan penyakit. Serangan hama dapat menyebabkan produktivitas dan kualitas tanaman menurun. Helopeltis merupakan salah satu contoh hama yang kerap kali menyerang tanaman terutama pada buah dengan gejala buah seperti tertusuk,bercak hitam dan terbakar. Hal ini tentunya sangat merugikan petani kakao karena akan mengalami gagal panen apabila tanpa ada penanganan intesif.

selengkapnya bisa di lihat disini 
Share on Google Plus

About Lovely Bangka Belitung

0 komentar:

Posting Komentar